بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
torsi (ilustrasi) |
Dalam kehidupan ini kita diharuskan memahami paragdima kehidupan, yang mana dalam setiap permasalahan hidup dituntut memiliki solusi yang cerdas untuk menyelesaikannya.
"Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung dirinya dan beramal untuk setelah kematian, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang mengikuti jiwanya dengan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah swt“. (HR. Ahmad)
Kita juga harus mempertimbangkan kehidupan nanti setelah kita meninggal.
"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan." (HR. At-Tirmidzi)
Mencermati kisah pemuda terdahulu.
Zubeir bin Al-Awwam yang pada usia 15 tahun sudah menjadi mujahid dan juru dakwah, apalagi beliau terkenal sebagai teman diskusi rasulullah SAW.
Thalhah bin Ubaidillah, yang usia yang masih 16 tahun sudah menjadi mujahid dan yang lebih dahsyat lagi, beliau juga tercatat sebagai donatur dari perjuangan dakwah rasulullah SAW.
Saád bin Abi Waqash yang pada usia 16 tahun sudah turut serta dalam perang uhud, dia tercatat sebagai darah pertama yang mengalir dalam perang itu.
Zaid bin Tsabit, anak kecil ini merengek ingin ikut dalam perang badar, namun tidak diizinkan oleh Rasulullah SAW karena usianya waktu itu masih 12 tahun.
Untuk membangun pribadi inspiratif, kita harus membentuk kepribadian sebagaiberikut; keteladanan, prestasi, mudah bergaul, solutif, jaga penampilan, keikhlasan, kekuatan ruhiyyah, dan do’a.
Generasi Langit
Pemuda-pemuda Islam yang mengetahui mengapa mereka hidup di dunia dan mencurahkan seluruh yang ada pada dirinya untuk mencapai prestasi dunia-akhirat dan berorientasi pada ridha Allah swt.
Wallahu a’lam bis shawab…
dari: Akhi Slamet
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Comments
Post a Comment
Mohon kritik,saran, dan pesan yang membangun ya..